LIHAT BALON UDARA DI BAGAN!


Seumur-umur nggak pernah kepikiran sih buat ke Myanmar. Pertanyaan yang pernah muncul di otak gue tentang Myanmar, "di sana ada apa aja sih? Emang bisa dijadiin tempat buat jalan-jalan?".

Gue berterima kasih banget sih sama dua teman gue ini, Fitri dan Andin yang awalnya ngajakin backpackeran ke Myanmar (Walaupun Andin batal ikut). Kalau nggak, mau sama siapa lagi coba ke sana dan kapan lagi bisa ngelihat balon udara yang... whoah! Sampai nggak bisa berkata-kata sih, asli...

Hmm.. Jadi curhat kan.

Oke, kita mulai!

Gue terbang dari Noi Bai International Airport, Hanoi menuju Yangon. Setibanya di Yangon, kita langsung bergegas menuju ke terminal untuk naik bus JJ Express yang sudah kita pesan sebelumnya lewat online untuk menuju Bagan.

Baca juga: Pengalaman Jalan-jalan ke Singapore Tanpa Tour

Pas sampai di terminal, rasanya tuh kayak lagi ada di Terminal Senen, nggak beda jauh. Dari suasananya, situasinya, sampai lingkungannya yang mungkin bisa dibilang agak sedikit kumuh. Di sana juga banyak warung, tempat makan pinggiran, bahkan tukang jualan kacang pun ada. Sama persislah kayak terminal-terminal di Jakarta.

Terminal Bus di Yangon

Sambil nunggu jam keberangkatan, gue jajan dan sekaligus beli bekal juga untuk di perjalanan, karena dari Yangon ke Kota Bagan ini butuh waktu tempuh sekitar 8-9 jam. Hmm.. Agak bosan juga kan ya lama di jalan. Yang lebih betenya lagi, ternyata tiket bus yang kita pesan tuh bukan yang sleeper bus ataupun yang ada TV nya. Hng... Kebayang nggak tuh, nggak bisa lihat apa-apa ke jendela karena sudah larut, mau main HP juga takut kehabisan baterai, powerbank juga belum dicharge. Haduu sedih deh.

Di Dalam Bus JJ Express

Jam 6 pagi akhirnya kita sampai juga di gerbang Kota Bagan. Sebelum masuk, para turis wajib membayar biaya masuk sebesar 25.000 MYK atau sekitar Rp 250.000. Jangan lupa ya untuk menyimpan tiketnya, karena tiket itu juga bisa digunakan untuk masuk ke seluruh temple yang ada di Bagan. Jadi nggak perlu bayar lagi deh.

https://www.freedomwall.net/travel/bagan-myanmar-vast-structural-wonders/

Sesampainya di terminal bus, kita disambut warga lokal. Mereka menawarkan transportasi untuk menuju ke hotel yang akan kita inapi. Di Bagan ini nggak ada yang namanya transportasi online, yang ada cuma taksi. Naik taksi di sini pun harganya dipatok. Waktu itu gue dari terminal ke hotel yang jaraknya mungkin cuma dari Tendean ke Kuningan harganya setara Rp 300.000. MAHAL KAN! Berhubung gue cuma berdua, akhirnya kita ajak satu orang untuk gabung dengan kita. Lumayan kan buat irit. Untungnya hotel kita berdekatan. Jadi nggak tekor-tekor amatlah untuk bayar taksinya.

Terus kalau nggak ada transportasi online dan taksi pun harganya gila-gilaan, keliling Bagan naik apa dong?

Setiap hotel di sana menyediakan transportasi namanya e-Bike. Semacam scooter motor gitu. Gue nyewa dua hari dengan harga 20.000 MYK untuk dua orang. Yang perlu diingat adalah hati-hati untuk parkir e-Bike ini, karena kalau hilang dendanya sekitar Rp 10 juta. Hmm.. Lebih mahal denda e-Bike daripada budget backpackeran gue.

Baca juga: Itinerary Backpackeran ke Vietnam

Terus lihat balon udaranya di mana?

Oh iya sampai lupa. Awalnya agak bingung sih untuk tahu di mana kita bisa melihat balon udara ini. Spot yang terbagus pastinya dengan masuk dan naik ke salah satu temple yang ada di Bagan. Tapi ketika kita nanya hal itu ke petugas hotel, mereka bilang kalau kita nggak bisa naik ke temple. Loh, sedangkan foto-foto yang kita lihat di Instagram, banyak kok yang foto dengan latar belakang balon udara sambil naik di atas temple. Kenapa ini nggak bisa?

Akhirnya sore hari gue dan Fitri nekat mengelilingi temple-temple di sekitar hotel, dan menanyakan apa temple-temple ini bisa dinaiki atau nggak. Dan ternyata memang nggak bisa. Sampai malam tiba, saat kita lagi menuju balik ke hotel, tiba-tiba kita bertemu seorang warga lokal. Dia menawarkan akan mengantar kita ke suatu temple untuk melihat balon udara, tapi syaratnya kita harus membeli lukisan dia dengan harga 25.000 MYK. What?? Itu mahal banget! Karena tidak masuk budget kita, akhirnya kita menolak. Dan untungnya kita menolak!

Esok dini hari, gue dan Fitri mencoba ke salah satu temple yang disebut petugas hotel temple tersebut adalah tempat terbaik untuk melihat balon, yaiu Htilominlo Temple. Saat kita tiba di sana dengan situasi sepi dan gelap gulita, tiba-tiba ada warga lokal yang menghampiri kita, dia bilang "do you want to see hot air balloon? you can pay me 4.000 MYK/person" katanya. Wah... Beda jauh banget nih tawaran orang yang kita disuruh beli lukisannya. Tunggu apa lagi, akhirnya kita memutuskan untuk bayar dan kita diajak ke tempat tersebut. Dan ternyata... Nggak nyesel sama sekali deh! Begini pemandangan yang kita dapat.

Foto: Vanita Dewi Prastiwi 

Foto: Vanita Dewi Prastiwi

Foto: Vanita Dewi Prastiwi


Foto: Vanita Dewi Prastiwi

Foto: Vanita Dewi Prastiwi


Wah... Rasanya nggak nyangka gue bisa ngelihat pemandangan kayak gini. Yang perlu diingat, tetap hati-hati ya saat menaiki temple. Temple-temple ini berumur ratusan tahun sehingga bangunannya juga ada yang sudah rapuh.





Setelah puasin foto-foto dan berkeliling, kita bergegas pulang ke hotel untuk istirahat. Sore harinya gue bersiap untuk kembali ke Yangon.

Kok bentar banget di Bagan cuma dua hari?

Kebetulan memang itinerary yang kita buat agak sedikit padat. Tapi kalo menurut gue, 2-3 hari cukup sih untuk berlibur di kota seribu candi ini. Kalau kelamaan, bisa-bisa mabuk temple!

Nah, tips buat yang mau irit, ternyata di sekitar hotel ada kendaraan berupa bajaj gitu yang bisa digunakan untuk menuju kembali ke terminal. Karena harga taksi yang kita pesan lewat petugas hotel mahal, akhirnya kita menggunakan bajaj itu. Tinggal kita stop-in aja, kayak kita stop-in angkot di sini.

Sekian dan terima kasih. Semoga tulisan ini bisa nambah-nambahin info untuk lo yang mau jalan-jalan ke Bagan. Happy holiday!


Comments

Popular Posts